Kerajaan Medang, yang juga dikenal sebagai Kerajaan Medang Kamulan atau Kerajaan Mataram Timur, adalah kerajaan Hindu yang berkembang di Jawa Timur pada abad ke-10 hingga awal abad ke-11. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno setelah pusat kekuasaannya dipindahkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur oleh Raja Mpu Sindok. Kerajaan Medang terkenal dengan kemajuan budaya dan peradabannya, serta peninggalan-peninggalan penting dalam bentuk prasasti dan candi.
Latar Belakang: Pemindahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur
Kerajaan Medang berawal dari Kerajaan Mataram Kuno yang berdiri di Jawa Tengah, tetapi pada abad ke-10, kerajaan ini menghadapi berbagai permasalahan, termasuk bencana alam seperti letusan Gunung Merapi. Peristiwa ini diyakini sebagai salah satu faktor yang mendorong Raja Mpu Sindok untuk memindahkan pusat kekuasaan kerajaan ke Jawa Timur pada sekitar tahun 929 M.
Mpu Sindok mendirikan dinasti baru yang dikenal sebagai Dinasti Isyana, dan pusat kekuasaan dipindahkan ke wilayah Jawa Timur, yang lebih aman dari bencana vulkanik. Dinasti Isyana kemudian dikenal sebagai penguasa Kerajaan Medang di Jawa Timur.
Pemerintahan Raja-Raja Dinasti Isyana
Dinasti Isyana memerintah Kerajaan Medang di Jawa Timur dan mengalami beberapa pergantian raja. Berikut adalah beberapa raja yang terkenal dalam sejarah Kerajaan Medang:
Mpu Sindok: Pendiri dinasti ini, Mpu Sindok dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan berhasil memulihkan stabilitas politik serta ekonomi kerajaan setelah perpindahan ke Jawa Timur. Di masa pemerintahannya, Medang menjadi pusat perkembangan agama Hindu dengan Dewa Siwa sebagai dewa utama. Berbagai prasasti yang ditinggalkan Mpu Sindok menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang peduli pada rakyatnya.
Sri Isyana Tunggawijaya: Putri dari Mpu Sindok, yang menikah dengan Sri Lokapala. Pemerintahannya melanjutkan kemakmuran yang telah dibangun oleh Mpu Sindok.
Dharmawangsa Teguh: Salah satu raja terkenal di Medang, Dharmawangsa adalah penguasa yang ambisius dan mencoba memperluas kekuasaan Medang dengan menyerang Kerajaan Sriwijaya di Sumatera. Sayangnya, serangan tersebut gagal dan menyebabkan ketegangan antara Medang dan Sriwijaya. Di masa Dharmawangsa, kitab Mahabharata diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno, yang menunjukkan perhatian kerajaan terhadap kebudayaan.
Airlangga: Setelah Dharmawangsa wafat dalam serangan dari Wurawari pada tahun 1016 yang menghancurkan istana Medang, Airlangga—keponakan Dharmawangsa—melarikan diri dan membangun kembali kerajaan yang sempat runtuh. Ia kemudian mendirikan Kerajaan Kahuripan dan memulai masa kebangkitan bagi wilayah Jawa Timur.
Peninggalan Budaya dan Sastra
Kerajaan Medang meninggalkan banyak peninggalan berupa prasasti dan sastra yang menjadi saksi perkembangan budaya dan keagamaan pada masa itu. Beberapa prasasti penting dari masa Kerajaan Medang antara lain:
- Prasasti Pucangan: Prasasti ini mencatat tentang silsilah Raja Airlangga dan merupakan sumber utama mengenai masa-masa akhir Kerajaan Medang.
- Prasasti Kalkuta: Prasasti ini juga mencatat tentang sejarah Airlangga dan mengisahkan pemulihan kerajaan setelah kehancuran yang menimpa Medang.
Selain prasasti, karya sastra Hindu seperti Mahabharata dan Ramayana mengalami perkembangan di Jawa Timur pada masa ini. Kitab-kitab ini diterjemahkan dan diadaptasi ke dalam bahasa Jawa Kuno, menunjukkan bahwa kehidupan sastra dan spiritualitas sangat dihargai di kalangan kerajaan dan masyarakat Medang.
Sistem Kepercayaan dan Agama
Kerajaan Medang dikenal sebagai kerajaan Hindu yang memuja Dewa Siwa sebagai dewa utama. Pemujaan terhadap Dewa Siwa terlihat dalam banyak prasasti dan peninggalan-peninggalan yang ditemukan. Selain itu, candi-candi yang didirikan pada masa ini juga menunjukkan pengaruh Hindu yang kuat.
Meskipun Hindu menjadi agama utama, pengaruh Buddha juga mulai muncul di Jawa Timur pada masa Kerajaan Medang, terutama pada masa pemerintahan Airlangga. Seiring waktu, Hindu dan Buddha hidup berdampingan di wilayah Jawa Timur, yang kemudian memengaruhi perkembangan spiritual di kerajaan-kerajaan penerus Medang.
Kehancuran Kerajaan Medang
Kerajaan Medang mengalami kehancuran mendadak pada tahun 1016 ketika Wurawari, sekutu Sriwijaya, melakukan serangan mendadak terhadap istana Dharmawangsa. Serangan ini dikenal sebagai peristiwa Pralaya Medang dan menyebabkan kehancuran pusat pemerintahan Kerajaan Medang. Raja Dharmawangsa tewas dalam serangan tersebut, dan kerajaan berada dalam keadaan hancur.
Airlangga, keponakan Dharmawangsa yang masih muda, berhasil melarikan diri dari serangan tersebut dan berlindung di hutan. Setelah beberapa tahun, Airlangga kembali untuk memulihkan wilayah Jawa Timur dan mendirikan kerajaan baru yang dikenal sebagai Kerajaan Kahuripan. Kerajaan Kahuripan kemudian dianggap sebagai penerus Medang dan menjadi awal dari era kejayaan kerajaan-kerajaan di Jawa Timur.
Warisan dan Pengaruh Kerajaan Medang
Kerajaan Medang memainkan peran penting dalam perkembangan budaya dan agama di Jawa Timur. Dengan pengaruh Dinasti Isyana, kerajaan ini mengokohkan tradisi Hindu-Siwa dan meninggalkan jejak-jejak budaya yang bertahan hingga masa kerajaan-kerajaan setelahnya, seperti Kahuripan dan Kediri.
Warisan budaya Kerajaan Medang, terutama dalam bidang sastra dan keagamaan, terus hidup dan menjadi bagian dari identitas masyarakat Jawa Timur. Banyak dari prasasti dan candi yang ditemukan di wilayah Jawa Timur hingga kini menjadi bukti kebesaran Kerajaan Medang.
Kesimpulan
Kerajaan Medang adalah kerajaan besar yang tumbuh di Jawa Timur setelah perpindahan dari Jawa Tengah oleh Mpu Sindok. Dinasti Isyana yang memerintah Medang berhasil membangun kerajaan Hindu yang makmur dan meninggalkan warisan budaya yang penting, meskipun akhirnya kerajaan ini runtuh akibat serangan dari Wurawari. Kehancuran Medang memberi jalan bagi munculnya Kerajaan Kahuripan di bawah Airlangga, yang melanjutkan tradisi dan kejayaan Jawa Timur hingga masa kerajaan-kerajaan besar lainnya.
Deskripsi : Kerajaan Medang, yang juga dikenal sebagai Kerajaan Medang Kamulan atau Kerajaan Mataram Timur, adalah kerajaan Hindu yang berkembang di Jawa Timur pada abad ke-10 hingga awal abad ke-11.
Keyword : Kerajaan Medang, sejarah Kerajaan Medang dan Medang
0 Comentarios:
Posting Komentar